MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN
MANFAAT
PENGAWASAN BAGI ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pengawasan
( Controlling ) merupakan fungsi manajerial yang keempat setelah perencanaan (
planning ), pengorganisasian ( organization ), penggerakan ( actuating ).
Perencanaan adalah proses untuk mengamati dan mengevaluasi secara terus –
menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun.
Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu
organisasi dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang, dan
menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan agar berjalan sesuai dengan tujuan,
visi, dan misi perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang modern fungsi
control ini biasanya dilakukan oleh divisi audit internal. Semua fungsi
manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
Suatu
organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk
merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Dengan adanya pengawasan,
maka organisasi akan terus berjalan dan semakin komplek dari waktu ke waktu,
banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil
kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin
penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik, tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasi itu
sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Dengan
demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha mengendalikan agar
pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan
organisasi tercapai. Maka dalam penulisan ini, penulis mengambil judul “
Manfaat Pengawasan Bagi Organisasi “.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini yaitu:
·
Mahasiswa
mengetahui tentang pengertian pengawasan
·
Mahasiswa
mengetahui tentang prinsip – prinsip pengawasan
·
Mahasiswa
mengetahui tentang tipe pengawasan
·
Mahasiswa
mengetahui tentang tujuan dan manfaat pengawasan
·
Sebagai
tugas mandiri mata pelajaran pengantar manajemen
1.3 PERMASALAHAN
Berdasarkan judul
tersebut,maka permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a.
Apa
yang dimaksud dengan pengawasan?
b.
Apa
saja tujuan dan manfaat pengawasan bagi organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
pengawasan
George
R. Terry dalam buku “ Principles of Management”, mengemukakan bahwa pengawasan
dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai, yaitu
standard, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai, pelaksanaan; dan bilamana perlu melakukan perbaikan –
perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan
standard.
Henry
Fayol dalam buku “ General and Industrial Management “ menyatakan : Pengawasan
ialah pemeriksaan apakah sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana, instruksi
yang dikeluarkan dan prinsip – prinsip yang telah ditentukan. Jadi tujuannya
ialah untuk menunjukkan kelemahan dan kesalahan agar supaya menjadi benar dan
mencegah pengulangan kesalahan. Pengawasan bergerak dalam segala bidang :
barang – barang, orang – orang, dan tindakan – tindakan.
Harold
Koontz dalam buku “ Principles of Management “ menjelaskan : Pengawasan ialah
pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar supaya
rencana – rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan – tujuan perusahan
dapat terselenggara.
Melihat
uraian di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan
tindakan – tindakan perbaikan dalam pelaksanaan kerja agar supaya segala
kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, petunjuk – petunjuk dan
instruksi – instruksi, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.
Prinsip –
prinsip pengawasan
Harold Koontz
dan Cyril O’Donnell dalam buku “ Principles of Management “, menetapkan prinsip
– prinsip pengawasan agar supaya pengawasan itu berjalan efektif sebagai
berikut:
1.
Prinsip
tercapainya tujuan
Control
harus ditujukan terhadap tercapainya tujuan yaitu dengan mengadakan koreksi
untuk menghindarkan penyimpangan –penyimpangan / deviasi daripada perencanaan.
2.
Prinsip
efisiensi pengawasan
Control
adalah efisien bilamana dapat menghindarkan penyimpangan – penyimpangan dari
pada perencanaan ( planning ), sehingga tidak timbul hal – hal lain diluar
dugaan.
3.
Prinsip
tanggung jawab pengawasan
Control
hanya dapat dilaksanakan apabila manager bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan perencanaan.
4.
Prinsip
pengawasan terhadap masa yang akan datang
Pengawasan
yang efektif harus ditujukan terhadap pencegahan penyimpangan perencanaan yang
akan terjadi baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
5.
Prinsip
pengawasan langsung
Teknik
control yang paling efektif ialah mengusahakan adanya manager bawahan yang
berkualitas baik. Control itu dilakukan oleh manager atas dasar bahwa manusia
itu suka berbuat salah. Cara yang paling baik untuk menjamin adanya pelaksanaan
yang sesuai dengan perencanaan adalah mengusahakan sedapat mungkin para petugas
memiliki kualitas yang terbaik.
6.
Prinsip
refleksi perencanaan
Control
harus disusun dengan baik sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan dari
pada perencanaan. Sebagai contoh bilamana control itu ditujukan terhadap
pemeriksaan keuangan, maka harus diketahui terlebih dahulu berapa anggaran
belanja yang disediakan. Dan bilamana control itu ditujukan terhadap
kebijaksanaan, maka manager harus mengerti terlebih dahulu, hakekat dari pada
policy itu dan bidang –bidang pelaksanaannya.
7.
Prinsip
penyesuaian dengan organisasi
Control
harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi. Manager dan bawahannya
merupakan sarana untuk melaksanakan perencanaan. Dengan demikian control yang
efektif harus disesuaikan dengan luas authority manager, sehingga mencerminkan
struktur organisasi.
8.
Prinsip
kedirian pengawas
Control
harus sesuai dengan kebutuhan manager. Teknik control harus ditujukan terhadap
kebutuhan – kebutuhan akan informasi dari pada setiap manager. Ruang lingkup
informasi yang dibutuhkan itu berbeda satu sama lain, tergantung kepada tingkat
dan tugas dari pada manager.
9.
Prinsip
standard
Control
yang efektif dan efisien memerlukan standard yang tepat. Prinsip standard ini
menghendaki bahwa setiap perencanaan itu mempunyai ukuran efektivitas yaitu
untuk mengukur bahwa suatu program dari pada suatu perencanaan itu telah
dilakukan. Hal ini dibutuhkan mengingat control terhadap pekerjaan itu
dilakukan melalui orang – orang. Perlu diingat sekalipun manager yang paling
kualifikasi tidak dapat melepaskan diri dari pada pengaruh – pengaruh yang
bersifat pribadi. Kadang – kadang pekerjaan itu dikamuflase dengan laporan –
laporan yang tidak benar dengan mempergunakan teknik jilastisme. Oleh karena
itulah perlu adanya standard untuk menghindarkan hal – hal yang tidak beres
dalam hasil pekerjaan.
10. Prinsip pengawasan terhadap point
strategis
Pengawasan
yang efektif dan efisien memerlukan adanya perhatian yang ditunjukan terhadap
faktor faktor yang strategis dalam pelaksanaan. Prinsip – prinsip ini harus
mencerminkan kenyataan bahwa manager itu tidak perlu meneliti sampai hal – hal
yang sekecil – kecilnya dalam pelaksanaan perencanaan. Yang penting baginya
ialah bahwa perencaan itu sedang dilaksanakan dan dapat selesai. Oleh karena
itu, manager harus memusatkan perhatiannya terhadap faktor – faktor yang
mungkin atau sedang menimbulkan penyimpangan – penyimpangan dari pada
perencanaan. Tidak ada garis pedoman yang dapat dipakai oleh manager untuk
menentukan apakah pelaksanaan perencanaan itu akan atau sedang menyimpang. Hal
ini seluruhnya tergantung kepada seni daripada manager.
11. Prinsip kekecualian
Efisiensi
dalam control membutuhkan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor
kekecualian. Prinsip ini menunjukkan adanya kekecualian daripada kebiasaan
dalam pelaksanaan. Oleh karena itu, dapat menimbulkan penyimpangan dari pada
perencanaaan. Kekecualian ini dapat terjadi di dalam keadaan tertentu di mana
situasi berubah atau tidak sama.
12. Prinsip daya – suai pengawasan
Control
harus fleksibel untuk menghindarkan kegagalan perencanaan.
13. Prinsip peninjauan kembali
Sistem
control harus ditinjau secara berkali – kali, agar supaya sistem yang digunakan
berguna untuk mencapai tujuan.
14. Prinsip tindakan
Control
adalah mengenai apabila ada ukuran – ukuran untuk mengoreksi penyimpangan –
penyimpangan dari pada planning, organizing, staffing dan directing. Sebagai
contoh apabila dalam pelaksanaan perencanaan ini terdapat petugas – petugas
yang kurang atau tidak cakap melaksanakan pekerjaan, maka manager harus
menggantinya dengan petugas lain yang cukup cakap atau melatihnya sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya.
Tipe
pengawasan
Macam – macam
pengawasan menurut Terry, adalah sebagai berikut :
1.
Inventory
control ( pengawasan barang – barang inventaris )
2.
Production
control ( pengawasan produksi )
3.
Maintenance
control ( pengawasan pemeliharaan )
4.
Quality
control ( pengawasan kualitas )
5.
Quantity
control ( pengawasan jumlah barang – barang )
6.
Salary
control ( pengawasan upah / gaji )
7.
Sales
control ( pengawasan penjualan )
8.
Advertising
control ( pengawasan advertensi )
9.
Cost
control ( pengawasan biaya ).
Maksud dan
tujuan pengawasan
Mengingat
maksud dan tujuan pengawasan seperti dikemukakan dalam buku Administrasi /
Manajemen, ialah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui jalannya pekerjaan apakah lancer atau tidak.
2.
Untuk
memperbaiki kesalahan – kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengusahakan
pencegahan agar supaya tidak terulang kembali kesalahan yang sama atau
timbulnya kesalahan – kesalahan yang baru.
3.
Untuk
mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam perencanaan
terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah ditentukan.
4.
Untuk
mengetahui apakah pelaksanaan biaya sesuai dengan program ( fase / tingkat
pelaksanaan ) seperti yang telah ditentukan dalam perencanaan atau tidak.
5.
Untuk
mengetahui hasil pekerjaan dengna dibandingkan dengan yang telah ditetapkan
dalam rencana ( standard ).
6.
Untuk
mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur dan kebijaksanaan
yang telah ditentukan.
Pentingnya
pengawasan
Suatu
organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu,
banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil
kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungi pengawasan semakin
penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasi itu
sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Ada beberapa
alasan mengapa pengawasan itu penting, diantaranya:
·
Perubahan
lingkungan organisasi
Berbagai perubahan
lingkungan organisasi terjadi terus – menerus dan tidak dapat dihindari,
seperti munculnya inovasi produk. Melalui fungsi pengawasan manajer mendeteksi
perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu
menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan
yang terjadi.
·
Peningkatan
kompleksitas organisasi
Semakin besar organisasi,
semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati – hati. Berbagai jenis
produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas tetap terjaga.
Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan
efektif
·
Meminimalisasikan
tingginya kesalahan – kesalahan
Bila para bawahan tidak
membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan.
Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan. Sistem
pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi
kritis.
·
Kebutuhan
manajer untuk mendelegasikan wewenang
Bila manajer mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang.
Satu – satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan
tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan.
·
Komunikasi
·
Menilai
informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah terakhir adalah perbandingan
petunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan
kemudian pengambilan tindakan.
Manfaat
pengawasan
1.
Untuk
memberikan ruang regular untuk merenungkan isi dan pekerjaan mereka
2.
Untuk
mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam bekerja
3.
Untuk
menerima informasi dan perspektif lain mengenai pekerjaan seseorang
4.
Untuk
menjadi dukungan baik segi pribadi ataupun pekerjaan
5.
Untuk
memastikan bahwa sebagai pribadi dan sebagai orang pekerja tidak ditinggalkan
tidak perlu membawa kesulitan, masalah dan proyeksi saja
6.
Untuk
memiliki ruang untuk mengesplorasi dan mengekspresikan distress, restimulation
pribadi, transferensi atau counter – transferensi yang mungkin dibawa oleh pekerjaan
7.
Untuk
merencanakan dan memanfaatkan sumberdaya
pribadi dan professional yang lebih baik
8.
Untuk
menjadi proaktif bukan reaktif
9.
Untuk
memastikan kualitas pekerjaan
Alat bantu
pengawasan manajerial
Alat – alat
pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan adalah:
·
Manajemen
pengecualian ( Management by Exception )
Manajemen
pengecualian adalah teknik pengawasan yang memungkinkan hanya penyimpangan
kecil antara yang direncanakan dan kinerja actual yang mendapatkan perhatian
dari wirausahawan. Manajemen pengecualian didasarkan pada prinsip pengecualian,
prinsip manajemen yang muncul paling awal pada literature manajemen. Prinsip
pengecualian menyatakan bahwa bawahan menangani semua persoalan rutin
organisasional, sementara wirausahawan menangani persoalan organisasional non –
rutin atau diluar kebiasaan.
·
Management
Information System ( MIS )
MIS
yaitu suatu metode informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi
yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan
keputusan dan memungkinkan fungsi – funsi perencanaan , pengawasan dan
operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.
MIS dirancang melalui
beberapa tahap utama yaitu :
1.
Tahap
survey pendahuluan dan perumusan masalah
2.
Tahap
desain konseptual
3.
Tahap
desain terperinci
4.
Tahap
implementasi akhir
Kriteria
agar MIS berjalan efektif, yaitu :
·
Mengikut
sertakan pemakai dalam tim perancangan
·
Mempertimbangkan
secara hati – hati biaya sistem
·
Memperlakukan
informasi yang relevan dan terseleksi
·
Adanya
pengujian pendahuluan
·
Menyediakan
latihan dokumen tertulis bagi para operator dan pemakai sistem
Sedangkan kriteria utama
MIS efektif yaitu:
·
Pengawasan
terhadap kegiatan yang benar
·
Tepat
waktu dalam pemakainya
·
Menekan
biaya secara efektif
·
Sistem
yang digunakan harus tepat dan akurat
·
Dapat
diterima oleh yang bersangkutan
Analisi rasio
Rasio
adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi yang
meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang
didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca rugi – laba
organisasi.
Penganggaran
Anggaran
dalam oranisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana dana pada
periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana tersebut akan
diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai sumber – sumber
keuangan yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu
dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana keuangan, anggaran
juga merupakan alat pengawasan.
Anggaran
adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan organisasi. Pengawasan
anggaran ( Budgetary Control ) itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang
telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan – kegiatan
manajerial, dengan membandingkan pelaksaan nyata dan pelaksanaan yang
direncanakan.
Management By
Exception ( MBE )
MBE
adalah kemampuan dasar yang disediakan oleh informatika yang berbasis komputer
yang memikul sebagian tanggung jawab dalam pengendalian sistem fisik maka waktu
yang dimiliki manajer dapat digunakan secara efektif.
Pada MBE
seorang manajer dapat melakukan pengendalian atas bagian yang menjadi tanggung
jawab yang harus didukung oleh tersedianya :
·
Informasi
mengenai apa yang telah dan sedang dicapai pada unit kerjanya.
·
Standar
kinerja yang dapat menunjukkan apa yang harus dicapai oleh unit kerjanya.
Standar
yang dikombinasikan dengan output informasi misalnya laporan penjualan maka
memungkinkan terjadinya MBE. MBE adalah gaya atau tindakan yang dilakukan
manajer apabila terjadi ketidaksesuaian antara Kinerja Aktual ( apa yang telah
dan sedang dicapai ) dengan Standar Kinerja ( apa yang harus dicapai ).
Dalam
mengabil keputusan manajer harus diperhitungkan :
·
Manajer
tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara normal
·
Keputusan
dapat lebih terfokus pada hal – hala yang lebih memerlukan perhatian
·
Perhatian
dipusatkan pada peluang – peluang maupun hal – hal yang berjalan
Management
Information System ( MIS )
Disingkat
dengan MIS, dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Sistem Informasi Manajemen.
Didefenisikan sebagai kumpulan dari manusia dan sumber – sumber daya di dalam
suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk
menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan management di dalam
kegiatan perencanaan dan pengendalian. Atau, kumpulan dari sistem – sistem yang
menyediakan informasi untuk mendukung manajemen.
Istilah
Management Information System ( MIS ) atau Sistem Informasi Manajemen ( SIM )
ini banyak digunakan pada tahun 1980-an hingga 1990-an, yang menunjukkan sistem
– sistem informasi fungsional, yaitu sistem yang diterapkan di fungsi – fungsi
organisasi. SIM ini terdiri dari sistem informasi akuntansi, sistem informasi
keuangan dan sistem informasi pemasaran. MIS sudah diterapkan di Amerika
Serikat sejak awal tahun 1970-an yang digunakan untuk memberikan informasi
kepada manajer – manajer fungsional. Istilah ini sudah kurang tepat untuk saat
ini, karena sistem informasi telah berkembang melebihi kemampuan sistem
informasi fungsional.
Masalah
utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang
tidak bermanfaat atau berarti ( sistem
terlalu banyak data ). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting
dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif. Menyiapkan langkap atau
metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam
mendesai sistem baru.
Sebuah
perusahaan mengadakan transaksi – transaksi yang harus diolah agar bisa
menjalankan kegiatannya sehari – hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan
dan pembayaran atau perkiraan harus dibutuhkan, semua ini dan hal – hal lainnya
adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru
tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu.
Komputer
bermanfaat untuk tugas –tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem
informasi manajemen melaksanakan pula tugas – tugas lain dan lebih dari sekedar
sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan
kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi
pengambilan keputusan.
Sistem
informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan
dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan
sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber – sumber informasi dalam
mendukung operasi manajemen sehari – hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber
daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan
keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya
informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat
manajemen.
Definisi
sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah
sistem manusia / mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung
fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Sistemini menggunakan perangkat keras ( hardware ) an perangkat lunak (
software ) compute, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah
“ data base “.
Konsep dasar
Informasi
Terdapat
beberapa definisi, antara lain:
·
Data
yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya
·
Sesuatu
yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian
tentang suatu keadaan atau kejadian
Manfaat
sistem informasi manajemen
Supaya
informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajemen,
maka analisis sistem harus mengetahui kebutuhan – kebutuhan informasi yang
dibutuhkan, yaitu dengan mengetahui kegiatan – kegiatan untuk masing – masing
tingkat manajemen dan tipe keputusan yang diambil.
Berdasarkan
pada pengertian – pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya
SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan
keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan – keputusan rutin maupun
yang strategis.Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada
pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas – tugas organisasi.
Beberapa
manfaat sistem informasi antara lain sebagai berikut:
·
Meningkatkan
aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para
pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara sistem informasi
·
Menjamin
tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi
secara kritis
·
Mengembangkan
proses perencanaan yang efektif
·
Mengidentifikasi
kebutuhan – kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi
·
Menetapkan
investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi
·
Mengantisipasi
dan memahami konsekuensi – konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan
teknologi baru
·
Memperbaiki
produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem
·
Organisasi
menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi – transaksi, mengurangi
biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan
mereka.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dari
uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
Pengawasan yaitu usaha sistematik
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan
dan mengukur deviasi – deviasi dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin
bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan
efisien
3.2
SARAN
Pengawasan sangat dibutuhkan dalam
suatu organisasi. Karena jika tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan
menimbulkan banyaknya kesalahan – kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari
bawahan maupun lingkungan. Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat
membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota
organisasi. Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang
tepat dalam merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara
langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang
ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan
dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari
yang baik menjadi leibh baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sinaulan Jeffry H. Pengantar Bisnis. Diktat Kuliah.
Jakarta:Universitas Tama Jagakarsa;2010.
·
Sinaulan Jeffry H. Pengantar Bisnis. Diktat Kuliah.
Jakarta:Universitas Tama Jagakarsa;2009.
·
T.
Hani Handoko. Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE ; 2003.
·
Terry
George R, Leslie W. Rue. Principles of Management ( terjemahan ).Jakarta: Bumi
Aksara;2001.
·
Amirullah,
Budiyono Haris. Pengantar Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu;2004.
·
Manfaat
pengawasan. Ensiklopedia. Available at: http://www.ensiklopedia1.com/fungsi-pengawasan-dalam-manajemen/ ( accessed May 20, 2013 ).
·
Sistem
pengawasan. USU. Available at : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23987/5/Chapter%20I.pdf ( accessed May 20,2013 ).
Mau nanya maksud dari manfaat pengawasan " utk memberikan ruang regular untuk merenungkan Isi Dan pekerjaan mereka.
BalasHapus